Jawaban B. Belajar dan mempelajari budaya daerah Dilansir dari Encyclopedia Britannica, salah satu upaya melestarikan budaya daerah agar tidak punah adalah belajar dan mempelajari budaya daerah. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Perhatikan pernyataan berikut !1. Salahsatu upaya Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan yakni dengan menyelenggarakan LBM (Lomba Budaya Mutu) setiap tahun di SD (Sekolah Dasar). Visitasi Lomba Budaya Mutu di Sekolah Dasar Tahun 2019, salah satu pesertanya yaitu dr kabupaten mojokerto SDI Al- Akbar. Pelaksanaan visitasi tanggal tgl 5 Kaliini Bob akan membahas lomba-lomba unik dan khas dari berbagai daerah di Indonesia. Lomba atau Festival Telok Abang merupakan lomba 17 Agustus yang sudah menjadi budaya turun temurun di Salah satu tujuan dari diadakannya lomba 17 Agustus yang cukup ekstrem ini adalah menumbuhkan ikatan dan kedekatan antara masyarakat dengan anggota Pelestarian nilai-nilai budaya adalah sebuah kewajiban yang harus terus dilaksanakan, untuk itu melalui lomba ini, saya, harap generasi muda di Kabupaten OKU Timur bisa tetap mengetahui berbagai pengetahuan tentang Kesenian Pisaan, Hiring-Hiring, ini merupakan adat istiadat asli OKU Timur yaitu Suku Komering Agar dapat di lestarikan Mandehmerupakan salah satu daerah di Kabupaten Pesisir, Selatan Sumatera Barat, yang terkenal dengan keindahan dan pesona lautnya. Melihat pontensi ini maka diperlukan upaya pelestarian shipwreck dan lingkungannya sehingga wisata ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. liar hingga pencurian besi berpotensi menimbulkan kerusakan SumenepPropensi Jawa Timur, merupakan salah satu daerah yang memiliki warisan budaya yang begitu kaya termasuk Kebudayaan di pulau Kangean yaitu lomba kerbau. Kebudayaan masyarakat Kangean merupakan kebudayaan turun temurun hingga saat ini. Kebudayaan tersebut masih ada hingga sekarang, seperti . ★ SMA Kelas 12 / PPKn SMA Kelas 12Utami mengikuti lomba gebyar tarian daearah yang diikuti oleh para pelajar dari berbagaidaerah Indonesia. Tindakan tersebut merupakan salah satu implementasi dalam upaya…A. Mengenalkan tarian daerah terhadap masyarakatB. Mempersatukan masyarakat yang beragamC. Melestarikan budaya tarian daerahD. Mempromosikan budaya pada masyarakatE. Mewujudkan pentingnya keberagamanPilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya Ujian Semester 2 UAS / UKK Seni Budaya SMA Kelas 10Berikut ini yang merupakan tari tradisi dari Aceh adalah…. a. tari zapin b. tari tor-tor c. tari saman d. tari ngeremo e. tari pakarenaCara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia. Materi Latihan Soal LainnyaPH IPS Tema 7 SD Kelas 5Ulangan IPS Semester 2 Genap SMP Kelas 7PAI Semester 2 Genap SD Kelas 4Ulangan Semester IPA SD Kelas 6PAI Semester 1 Ganjil SD Kelas 6IPS Bab 3 SMP Kelas 8PTS 1 Tema 1 IPS SD Kelas 4Musik - Seni Budaya SD Kelas 4Tes Wawasan KebangsaanKuis PAI SD Kelas 2 Tentang Soal Online adalah website yang berisi tentang latihan soal mulai dari soal SD / MI Sederajat, SMP / MTs sederajat, SMA / MA Sederajat hingga umum. Website ini hadir dalam rangka ikut berpartisipasi dalam misi mencerdaskan manusia Indonesia. Home > Berita Terkini > Lomba Inovasi Daerah Jadi Sarana Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru - Berita Terkini 14 Jul 2020 JAKARTA - Penerapan protokol kesehatan pada masa adaptasi kebiasaan baru harus tetap dilaksanakan agar masyarakat dapat kembali beraktivitas dengan produktif dan aman dari potensi penularan COVID-19. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Gugus Tugas Nasional untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai protokol kesehatan. Ini tidak hanya menjadi suatu peraturan yang harus dipatuhi namun menjadi budaya yang hidup di tengah masyarakat sebagai adaptasi kebiasaan baru. Mendukung upaya percepatan penanganan COVID-19 dengan adaptasi kebiasaan baru, pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri Kemendagri menyelenggarakan program Lomba Inovasi Daerah sebagai sarana edukasi dan sosialisasi tentang penerapan adaptasi kebiasaan baru secara bersama-sama oleh setiap daerah. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan bahwa Lomba Inovasi Daerah merupakan suatu sarana untuk mengedukasi dan mensosialisasikan protokol kesehatan di berbagai sektor pada masa adaptasi kebiasaan baru. "Lomba Inovasi Daerah yang melibatkan pemerintah daerah merupakan sarana untuk mengedukasi dan mensosialisasikan bagaimana adaptasi kebiasaan baru di berbagai sektor dan aktivitas kehidupan," ujar Tito. Tito berharap Lomba Inovasi Daerah ini bisa menjadi gerakan yang dilakukan secara masif sehingga masyarakat menjadi paham dan mengetahui apa yang harus dilakukan demi keselamatan bersama. "Melalui kegiatan ini Lomba Inovasi Daerah, dapat menjadi gerakan yang dilakukan secara masif sehingga seluruh masyarakat jadi paham dan tahu apa yang sebaiknya harus dilakukan demi keselamatan bersama," ungkap Tito. Sementara itu, hal tersebut diperjelas kembali oleh Pelaksana Tugas Plt Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri Safrizal bahwa tujuan utama Lomba Inovasi Daerah adalah memberikan edukasi yang diharapkan menjadi pengetahuan lebih baik untuk menekan potensi penularan COVID-19. "Tujuan utamanya memberikan edukasi dengan harapan pemberian edukasi yang semakin baik, masyarakat juga memperoleh pengetahuan dengan lebih baik," jelas Safrizal dalam dialog di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta 14/7. Selanjutnya, Safrizal mengatakan bahwa Lomba Inovasi Daerah juga menjadi salah satu upaya untuk memastikan masyarakat paham tentang protokol kesehatan. "Kalau masyarakat teredukasi, mengetahui cara hidup yang aman dan menerapkannya, akan terhindari dari potensi terpapar risiko penularan COVID-19," katanya. Safrizal turut menjelaskan mengenai dana 168 miliar sebagai bentuk penghargaan kepada pemerintah daerah yang sempat menjadi perbincangan. Dana tersebut merupakan dana negara yang termasuk dana insentif daerah yang sebelumnya telah ada dan dianggarkan. "Dana 168 miliar ini merupakan dana negara, bukan dana pribadi Mendagri. Ini termasuk dana transfer daerah yang disebut dana insentif daerah. Sebelumnya juga sudah ada dan dianggarkan Kementerian Keuangan, hanya saja di masa pandemi ini dibuat suatu kategori baru yaitu kategori inovasi dalam pra kondisi hidup di tengah pandemi COVID-19 yang harapannya tentu digunakan untuk menolong masyarakat," ungkap Safrizal. Terakhir, Safrizal kembali mengimbau pemerintah daerah dapat mengedukasi publik, melakukan pengawasan dan kontrol secara ketat, menggerakan serta berkolaborasi bersama masyarakat untuk saling peduli dan mengingatkan dalam melaksanakan protokol kesehatan dengan disiplin sehingga upaya menekan penularan COVID-19 tidak hanya menjadi keberhasilan suatu daerah saja namun menjadi keberhasilan bangsa Indonesia. Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Facebook InfoBencanaBNPB Twitter BNPB_Indonesia Instagram bnpb_indonesia Youtube BNPB Indonesia SiapUntukSelamat BersatuLawanCovid19 CuciTangan JagaJarak MaskerUntukSemua TidakMudik DiRumahAja TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan atau Disparbud Lamongan membebaskan para pelukis Kota Tahu Campur untuk mengeluarkan imajinasi melukis Sejarah dan Budaya Lamongan. Tak hanya itu, lomba yang diselenggarakan Disparbud Lamongan itu juga bertujuan untuk mengenalkan cagar budaya, sejarah dan kesenian melalui seni lukis serta menggali potensi seniman lukis di Kabupaten Lamongan. Advertisement Lomba yang digelar dari Dana Alokasi Khusus DAK Non Fisik museum ini diikuti oleh 15 peserta dari kategori umum dengan syarat peserta harus berdomisili Lamongan dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk KTP. "Karya lukisan mereka harus memuat tiga unsur yakni cagar budaya, kesenian dan koleksi Museum Sunan Drajat," kata Siti Rubikah, Kepala Disparbud Lamongan, Selasa 6/12/2022. Rubikah mengungkapkan, penilaian lomba lukis tersebut diserahkan sepenuhnya kepada tim juri yang berasal dari Dewan Kesenian Lamongan DKL, media serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim. Menurutnya, yang terpenting tidak keluar dari 4 empat kriteria yang menjadi juknis yang telah ditetapkan serta karya harus original tanpa adanya plagiasi. "Kami berharap para seniman lukis Lamongan dapat menghasilkan karya yang nantinya dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan sejarah dan kebudayaan Lamongan di kancah nasional maupun internasional," ujarnya. Sementara itu salah satu Tim Juri Lomba Lukis Sejarah dan Budaya Lamongan, Sadari dari UPT Museum Negeri Mpu Tantular mengatakan, tema yang diberikan panitia Disparbud Lamongan luar biasa. Apalagi, jelas Sadari, harus menampilkan unsur cagar budaya, kesenian dan koleksi museum yang ada di Sunan Drajat Lamongan. "Dalam memberikan penilaian, tentunya harus ada pertimbangan-pertimbangan yang kita berikan. Terutama ada ide, sesuai dengan tema, teknik dan keunikan lukisan," ucap Sadari. Selain Cagar Budaya, kesenian, dan koleksi museum Sunan Drajat Lamongan, dikatakan Sadari, terdapat beberapa unsur yang harus diperhatikan oleh pelukis dalam menggiring dan memindahkan objek alam ke dalam kanvas dua dimensi. "Intinya melukis itu beda dengan memahat. Jadi yang menjadi prioritas dalam seni lukis itu komposisi proporsi warna, garis, bidang, anatomi dan teknik pengerjaan," tuturnya. Tentunya seorang seniman sudah memiliki gambaran imajinasi ketika menekuni sebuah seni lukis, menurutnya, lomba lukis Sejarah dan Budaya Lamongan ini sebuah tantangan bagi mereka. "Ketika dibebaskan, mereka akan dipaksa berimajinasi untuk memindahkan sebuah objek alam ke bidang kanvas 2 dimensi. Sehingga akan muncul style mereka, mulai dari model halus, ekspresif dan spontan. Bahkan objek tersebut bisa terlukis secara emosional, sehingga nampak seperti lukisan abstrak," ujarnya. Setelah dilaksanakan penilaian dari tim juri, dihasilkan 5 peserta yang meraih nilai terbaik dari pelukis lainnya. Kelima peserta tersebut, diantaranya Sjahidul Haq Chotib peraih juara I dengan skor 285, Desi Catur W peraih juara II dan Pamuji peraih juara III. Sedangkan dua peserta lainnya, Yani Dwi Jayanti peraih harapan I dengan skor 266 dan M. Diva Sifa Wibowo peraih harapan II dengan skor 261. Yoyok Eko Prastyo yang juga selaku tim juri Lomba Lukis Sejarah dan Budaya Lamongan mengatakan, hasil karya Sjahidul Haq Chotib unggul dari peserta lainnya. Karena dirinya berhasil memunculkan ide memadukan Kapal Van der Wijck dengan beberapa icon Lamongan. Bahkan kapal tersebut terlihat lebih ekspresif. "Dia berhasil memadukan kapal Van der Wijck dengan Gapuran Paduraksa, tari boranan dan museum peninggalan Sunan Drajat," kata Yoyok. Selain itu, ungkap Yoyok, peraih juara I Lomba Lukis Sejarah dan Budaya yang diselenggarakan Disparbud Lamongan itu memiliki teknik melukis yang beda dari peserta lainnya. "Dia mengunakan teknik dusel, sehingga kesan abstrak yang muncul juga kuat dari karyanya," ujar Yoyok. *** Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

lomba budaya daerah merupakan salah satu upaya